Minggu, 26 Mei 2013

Data Kelulusan UN Amburadul



NASIONAL
Sejumlah siswi merayakan kelulusannya dengan aksi coret bajuData Kelulusan UN Amburadul
Versi Kemendikbud Beda dengan Pemprov
Sejumlah siswi merayakan kelulusannya dengan aksi coret baju
Jakarta, LASKAR BERINGIN - Am­bu­ra­dul­nya pelaksanaan ujian nasional (UN) 2013 tingkat SMA se­de­rajat, ternyata berlanjut pada pe­nggumuman UN secara resmi di­lansir Kementerian Pen­di­dikan dan Kebudayaan (Ke­men­dikbud) Sabtu (24/5) lalu. Data kelulusan versi Kemendikbud dengan pemerintah provinsi (pemprov) berbeda satu sama lainnya. Jika tak segera dita­ngani, cap pelaksanaan UN 2013 amatiran dan tidak kredibel semakin melekat.
Perbedaan itu terjadi hampir di seluruh provinsi. Salah sa­tunya di Sumatera Utara (Su­mut). Versi Kemendikbud ada 641 murid SMA dan sederajat yang tidak lulus. Versi Dinas Pendidikan Sumut, yang tidak lulus 2.948 siswa. Kasus serupa terjadi di Jawa Timur (Jatim). Versi Kemendikbud ada 56 siswa yang tidak lulus. Se­da­ng­kan versi dinas pen­didikan setempat ada 154 siswa yang tidak lulus. Perbedaan data berpotensi merugikan pelamar SNMPTN. Bukan tidak mungkin ada pelamar SNMPTN yang diyatakan lulus, padahal dia tidak lulus SMA.
Di internal Kemendikbud sendiri, kabar perbedaan data kelulusan siswa ini masih belum direspons secara serius. Padahal, data ketidaklulusan yang ber­beda terjadi di banyak provinsi. Se­perti di Jawa Timur dan Su­ma­tera Utara. Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Kemendikbud, Ibnu Hamad, masih belum tahu adanya data ketidaklulusan siswa berbeda. ”Kita masih pakai data disam­paikan pak Menteri Kamis lalu (23/5),” kata guru besar ilmu komunikasi Universitas Indonesia (UI) itu.
Ibnu lantas menyampaikan penjelasan singkat dari Staf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan Taufik Hanafi. Dalam pesan sing­kat­nya, Taufik mengatakan, se­harusnya tidak boleh ada per­be­daan antara data dari Ke­men­dikbud dengan data di pemprov. Sebab, data di pemprov itu sumbernya dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Ke­men­dikbud.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikbud Haryono Umar saat dihubungi tadi malam, terkesan kaget mendengar ada perbedaan data kelulusan siswa antara yang disampaikan Ke­men­dikbud dengan pemprov. ’Data siswa yang tidak lulus itu krusial. Bukan data main-main, ta­ruhannya masa depan mas­ya­ra­kat,” ujar mantan pimpinan KPK itu.
Haryono mengatakan atas ke­­jadian ini, Kemendikbud ha­rus bertanggung jawab. Sebab, urusan kredibilitas UN 2013 be­nar-benar dipertaruhkan jika sa­ja untuk urusan data kelulusan sis­wa sampai banyak versi.
Dia lantas mengatakan, dari ha­sil investigasi UN beberapa wak­­tu lalu, ada banyak reko­men­dasi intinya untuk per­baikan pelaksanaan. Meskipun ak­hirnya masih satu poin di­sam­paikan Mendikbud Mohammad Nuh, yakni pencopotan dari jabatan Kabalitbang Kemen­dikbud Khairil Anwar No­to­diputro.
Haryono mengatakan, reko­men­dasi lain dari investigasi itu adalah Kemendikbud harus berdiskusi atau menjalankan pertemuan dulu bersama de­ngan beberapa pihak terkait sebelum mengumumkan hasil kelulusan UN. Pihak disebut tadi beragam, mulai dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) hingga pemprov.
”Jika dulu ada diskusi dulu antara Kemendikbud, BSNP, dan pemprov, tentu tidak ada perbedaan data seperti ini,” kata Haryono. Dia berharap ada segera penuntasan urusan kis­ruh perbedaan data kelulusan ini. Namun sampai saat ini, Haryono belum ada agenda pembahasan di internal pim­pinan Kemendikbud terkait perbedaan data itu.
Sampai saat ini muncul ban­yak dugaan kenapa data kelu­lusan berbeda antara versi Ke­men­dikbud dengan pemprov. Pertama, Kemendikbud sengaja menekan jumlah angka ketidak­lu­lusan supaya kisruh UN tidak semakin kentara.
Kedua, data disampaikan BSNP (selaku pelaksanan UN) berbeda antara untuk Ke­men­dikbud dan untuk pemprov. Ketiga, jumlah ketidaklulusan di pemprov menggelembung kare­na banyak penambahan ke­pu­tusan ketidaklulusan di internal sekolah dengan sejumlah alasan.
Kasus perbedaan data ke­lu­lusan ini menambah panjang daftar kelemahan UN 2013 untuk jenjang SMA sederajat. Kelemahan dimulai dari per­cetakan naskah ujian yang tidak tepat waktu. Kemudian pelak­sa­naan UN diundur untuk se­belas provinsi. Lalu, banyak kasus kekurangan naskah ujian, lem­bar jawaban komputer, hingga lembar jawaban yang tipis dan mudah rusak jika dihapus. 
Besok Diumumkan
Di sisi lain, jadwal pe­ngu­mu­man hasil seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SN­MPTN) maju. Dari rencana diumumkan Selasa (28/5), maju menjadi besok (27/5). Pelamar SNMPTN bisa melihat pe­ngu­mu­man melalui internet sekitar pukul 18.00 atau di media massa keesokan harinya.
”Data di upload ke internet setelah ada konferensi pers dengan media masa di ITB (Institut Teknologi Bandung, red),” kata Ketua Umum Panitia SNM PTN 2013 Akhmaloka, kemarin. Konferensi pers hasil SNMPTN 2013 digelar sekitar pukul 15.00. Soal adanya perbe­daan data kelulusan UN, Akh­maloka me­ne­­gaskan semua itu tidaklah berpengaruh. ”Panitia SNMPTN dapat data resmi dari Ke­men­dikbud. Kami tidak me­ngum­pulkan data dari provinsi-pro­vinsi,” seru Akhmaloka. Rektor ITB itu mengatakan, panitia sedang konsentrasi men­yaring pelamar SNMPTN yang se­be­lumnya sudah di-ranking. Jika ada siswa yang masuk daftar ranking tetapi tidak lulus ujian nasional (UN), namanya lang­sung di-drop alias tidak dite­rima. Untuk mengatasi pontesi ada siswa lulus SNMPTN tetapi bersangkutan tidak lulus SMA, pa­nitia punya cara. Yakni, se­luruh pelamar wajib membawa bukti kelulusan ketika men­daf­tar ulang pada 18-19 Juni men­da­tang. ”Pokoknya yang boleh kuliah itu yang sudah lulus atau menamatkan SMA atau se­de­ra­jat,” tegasnya. 
Dari catatan panitia, jumlah pelamar SNMPTN 2013 men­capai 780 ribuan. Sedangkan kuota tersedia sekitar 132 ribu kursi mahasiswa baru. Bagi yang tidak lulus SNMPTN, masih punya peluang kuliah di kampus negeri lewat jalur tes tulis atau SBM PTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar